FRAUD
DALAM AKUNTANSI
NAMA: HELVISTAR THOMAS
PROGDI: AKUNTANSI
NIM: 31140209
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS
HALMAHERA
TOBELO,
2015
Fraud (kecurangan) Dalam
Akuntansi
Dalam
akuntansi, dikenal ada dua jenis kesalahan yaitu kekeliruan (error) dan
kecurangan (fraud). Perbedaan antara kedua jenis kesalahan ini hanya dibedakan
oleh jurang yang sangat tipis, yaitu ada
atau tidak nya unsur kesengajaan. Standar pun mengenali bahwa seringkali
mendeteksi kecurangan lebih sulit dibandingkan dengan kekeliruan karena pihak
manajemen atau karyawan akan berusaha menyembunyikan kecurangan itu.
A. Pengertian
Kecurangan
Fraud
adalah tindakan curang, yang dilakukan sedemikian rupa, sehingga menguntungkan
diri sendiri/klpk merugikan pihak lain (perorangan, perusahaan atau institusi).
Ada
tiga hal yang mendorong terjadinya sebuah upaya fraud, yaitu dorongan yang
menyebabkan seseorang melakukan fraud (pressure), peluang yang memungkinkan
fraud terjadi (opportunity), dan elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana
pelaku mencari pembenaran atas tindakannya (rationalization).
Jenis fraud berdasarkan
pelaku dikelompokan menjadi:
1. Employee fraud (kecurangan pegawai),
adalah kecurangan yang dilakukan oleh pegawai dalam suatu organisasi kerja.
2. Management fraud (kecurangan manajemen),
adalah kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan menggunakan
laporan atau transaksi keuangan sebagai sarana fraud, biasanya mencurangi
pemegang kepentingan organisasinya.
Jenis fraud dikelompokan berdasarkan
tindakannya.
1. Penyelewengan terhadap aset
(misappropritation of assets), adalah penyalahgunaan aset perusahaan secara
sengaja untuk kepentingan priibadi, biasanya sering dilakukan oleh pegawai
(employee). Contohnya, penggelapan khas perusahaan, penggunaan fasilitas untuk
kepentingan pribadi.
2.
Kucurangan
dalam laporan keuangan (fradulent financial reporting) adalh salah saji atau
pengabaian jumlah dan pengungkapan yang disengaja dengan maksut menipu para pengguna laporan, biasanya sering
dilakukan oleh management. Contohnya, overstating assets, understating
liabilties.
Fraud
merupakan penipuan yang disengaja dilakukan yang menimbulkan kerugian tanpa
disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi
pelaku kecurangan. Kesalahan dapat dideskripsikan sebagai “Unintentional
Mistakes” (kesalahan yang tidak disengaja). Kesalahan dapat terjadi karena pada
setiap tahapan dalam pengelolaan transaksi terjadinya transaksi, dokumentasi,
pencatatan dari ayat-ayat jurnal, pencatatan debit kredit, pengikhtisaran
proses dan hasil laporan keuangan. Kesalahan dapat dalam banyak bentuk
matematis, kritikal, atau dalam aplikasi prinsip-prinsip akuntansi. Terdapat
kesalahan jabatan atau kesalahan karena penglihatan/ kelalaian, atau kesalahan
dalam interprestasi fakta. “commission”
merupakan kesalahan prinsip (error of principle), seperti perlakuan
pengeluaran pendapatan sebagai pegeluaran modal. Sedangkan “ommision” berarti
bahwa sutau item tidak dimasukan sehingga menyebabkan informasi tidak benar.
Apabila suatu kesalahan adalah disengaja, maka kesalahan tersebut merupakan
kesalahan penyajian keuangan yang disengaja atas informasi keuangan.
G. Jack Bologna, Robert J. Linquist dan
Joseph T. Wells mendefinisikan kecurangan “fraud is criminal deception intended
to financially benefit the deceiver (1993, hal 3,)” yaitu kecurangan adalah
penipuan kriminal yang bermaksut untuk memberi manfaat keuangan kepada si
penipu. Kriminal disini berarti setiap tindakan kesalahan serius yang dilakukan
dengan maksut jahat. Dan dari tindakan jahat tersebut ia memperoleh manfaat dan
merugikan korbannya secara financial. Biasanya
kecurangan mencakup tiga langkah, yaitu
1) Tindakan/theact
2) Penyembunyian atau the concealment, dan
3) Kenversi atau the convertion.
Misalnya, pencurian atas harta persediaan adalah
tindakan, kemudian pelaku akan menyembunyikan kecurangan tersebut misalnya
dengan membuat bukti tranksaksi pengeluaran fiktif.
Fraud adalah tindakan ilegal yang dilakukan satu
orang atau kelompok orang secara sengaja atau terencana yang menyebabkann
orang/kelompok mendapat keuntungan dan merugikan orang/kelompok lain.
Fraud
atau kecurangan dalam akuntansi merupakan peyimpangan dari prosedur akuntansi
yang benar maka informasi akuntansi yang dihasilkan akan sangat berguna bagi
pihak-pihak yang membutuhkan. Informasi akuntansi yang dihasilkan dari proses
akuntansi dari suatu entiti sangatlah penting, dimana informasi ini menjadi
pertimbangan terhadap program atau kebijakan entiti tersebut untuk mencapai
tujuannya. Selain itu informasi akuntansi yang benar juga dapat berfungsi untuk
mengetahui gambaran keuangan atau keadaan suatu entiti atau perusahaan.
Kecurangan
umumnya terjadi karena adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan atau
dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya pembenaran (diterima
secara umum) terhadap tindakan tersebut. Fraud merupakan suatu perbuatan
melawan hukum yang dilakukan oleh pihak didalam maupun diluar organisasi,
dengan maksut untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok yang secara
langsung merugikan orang lain. Secara umum fraud terdiri dari dua golongan,
yaitu penggelapan aktiva (misapporopriation) dan kecurangan pelaporan keuangan
(frauddulent financial reporting).
Kecurangan Dibagi Dalam
Tiga Kelompok, Yaitu:
1. Kecurangan laporan keuangan (financial
statement fraud)
Kecurangan laporan keuangan dapat
didefinisikan sebagai kecurangan yang dilakukan oleh saji material laporan
keuangan yang merugikan investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat
financial atau kecurangan non financial.
2. Penyalagunaan assets (assets
misappropriation)
Penyalahgunaan aset dapat digolongkan ke
dalam ‘kecurangan Kas’ dan aset lainnya, serta pengeluaran-pengeluaran biaya secara curang (frauddulent
disbursement)
3. Korupsi (corruption)
Korupsi menurut ACFE, bukannya pengertian
korupsi menurut UU pemberantasan TPK di Indonesia. Menurut ACFE, korupsi
terbagi ke dalam pertentangan kepentingan (conflict of interest), suap
(bribery), pemberian illegal (illegal gratuity), dan pemerasan(economic
extortion).
B.
Karakteristik Kecurangan
Dilihat dari pelaku fraud auditing maka secara
garis besar kecurangan bisa dikelompokan menjadi dua jenis:
1. Oleh pihak perusahaan, yaitu:
-
Manajemen
untuk kepertingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan
pelaporan keuangan (mistatements arising from frauddulent financial reporting,
untuk menghindari hal tersebut ada baiknya karyawan mengikuti auditing workshop
dan fraud workshop.
-
Pegawai
untuk keuntungan individu, yaitu salah saji yang berupa penyalahgunaan.
2. Oleh pihak luar perusahaan, yaitu
pelangggan, mitra usaha, dan pihak asing yang dapat menimbulkan kerugian bagi
perusahaan.
C. Penyebab
terjadinya Kecurangan
Penyebab
terjadinya kecurangan menurut J. S. R Venables dan KW Impley dalam buku
“Internal Audit” (1988, hal 424) mengemukakan kecurangan terjadi karena:
1. Penyebab Utama
-
Penyembunyian
(concealment), kesempatan tidak terdeteksi. Pelaku perlu menilai kemungkinan
dari deteksi dan hukuman sebagai akibatnya.
-
Kesempatan/peluang
(opportunity), pelaku perlu berada pada tempat yang tepat, waktu yang tepat
agar mendapatkan keuntungan atas
kelemahan khusus dalam system dan juga menghindari deteksi.
-
Motivasi
(Motivation), pelaku membutuhkan motivasi untuk melakukan aktifitas demikian,
suatu kebutuhan pribadi seperti katamakan/karakusan dan motivator yang lain.
-
Daya
Tarik (Attraction), sasaran dari kecurangan yang dipertimbangkan perlu menarik
bagi perlaku.
-
Keberhasilan
(Success), pelaku perlu menilai peluang berhasil, yang dapat diukur baik
menghindari penuntutan atau deteksi.
2. Penyebab Sekunder
-
“A
Perk”, kurang pengendalian, mengambil keuntungan aktifa organisasi dipertimbangkan
sebagai suatu tunjangan karyawan.
-
Hubungan
antar pemberi kerja/pekerja yang jelek, yaitu saling kepercayaan dan
penghargaan telah gagal. Pelaku dapat mengemukakan alasan bahwa kecurangan
hanya menjadi kewajibannya.
-
Pembalasan
dendam (Revenge), ketidaksukaan yang hebat terhadap organisasi dapat
mengakibatkan pelaku berusaha merugikan organisasi tersebut.
-
Tantangan
(Challenge), karyawan yang bosan dengan lingkungan kerja mereka dapt mencari
stimulasi dengan berusaha untuk “memukul sistem”, sehingga mendapatkan suatu
arti pencapaian ( a sense of achievement), atau pembebasan frustasi (relief orf
frustation). Tanda-tanda peringatan untuk kecurangan meskipun pada suatu
kesempatan pemeriksa intern malakukan penugaan langsung dalam penyelidikan kecurangan
yang dicurigai atau aktual, bagian yang lebih besar dari usahanya yang
berorientasi kecurangan merupakan suatu bagian audit yang lebih luas. Usaha
yang berorientasi pada kecurangan ini dapat dalam bentuk prosedur khusus,
termasuk dalam program audit yang lebih luas. Usaha yang berorientasi
kecurangan tersebut dapat termasuk seluruh dari kesiapsiagaan umum dari
pemeriksa intern ketika ia melaksanakan seluruh bagian dari penugasan audit
ini. Kesiapsiagaan ini termasuk berbagai area, kondisi dan pengembangan yang
memberikan tanda-tanda peringatan. Area-area yang sensitif pemeriksaan intern
khususnya harus waspada terhadap area yang sensitive untuk penelaahan yang
dalam.
D.
Kejadian-kejadian Yang Menandai Terjadinya Kecurangan
(fraud)
Dibawah in
imerupakan suatu daftar yang disusun oleh American Institute of Certified
Public Accountants (AICPA) pada tahun 1979 mengenai kondisi-kondisi atau
kejadian-kejadian yang dapat menandai adanya kecurangan:
1.
Manajement senior yang sangat menguasai/ mendominasi dan
terdapat satu atau lebih kondisi berikut atau yang sama:
-
Dewan
direksi dan/ atau panitia audit yang tidak efektif.
-
Indikasi dari penolakan manajement atas pengendalian
akuntansi internal yang penting.
-
Konpensasi atau opsi saham yang signifikan yang berkaitan
dengan kinerja yang dilaporkan atau terhadap transaksi khusus, yaitu menejemen
senior mempunyai pengendalian nyata atau penuh.
-
Indikasi
kesulitan keuangan pribadi dari manajemen senior.
-
Perebutan
perwalian yang melibatkan pengendalian perusahaan atau status dari manajemen
senior.
2.
Kemerosotan atau kemunduran dari mutu pendapatan yang
dibuktikan oleh:
-
Penurunan dalam volume atau mutu penjualan (mesalnya,
resiko kredit yang meningkat atau penjualan sama dengan atau dibawah harga
pokok).
-
Perusahaan yang signifikan dalam praktik usaha.
-
Kepentingan yang berlebihan oleh manajemen senior dalam
laba per saham (EPS/Earnings per share) yang diperngaruhi oleh pilihan
akuntansi.
3.
Kondisi usahan yang dapat menciptakan tekanan yang tidak
biasa:
-
Modal
kerja yang tidak memadai
-
Kelenturan/flesibilitas
yang kecil dala pembatasan hutang, seperti rasio modal kerja dan keterbatasan
dalam pinjaman tambahan.
-
Perluasan
ekspansi yang cepat dari suatu produk atau lini usaha yang menyolok sekali
dengan melebih rata-rata industri.
-
Investasi
yang besar dari sember daya pemisahan dalam suatu industri yang mengalami
perubahan cepat, seperti suatu industri yang bertekhnologi tinggi.
4. Struktur korporat yang rumit, yaitu
kompleksitas yang terjadi tidak tampak diperlukan oleh operasi atau ukuran
perusahaan.
5. Lokasi usaha yang menyebar secara luas
disertai oleh manajemen yang didesentralisasi secara ketat dengan system
pelaporan tanggungjawab yang tidak memadai.
6. Kekurangan staf yang tampak memerlukan
karyawan tertentu bekerja pada jam yang tidak biasa, tidak memerlukan cuti dan
atau melakukan kerja lembur yang substansial.
7. Tingkat perputaran yang tinggi dalam
posisi keuangan penting, seperti bendaharawan atau kontroler.
8. Sering terjadi perubahan auditor tau
penasihat hukum
9. Kelemahan material yang diketahui dalam
pengendalian intern yang dapat secara praktis dikoreksi dakan tetapi tidak
diperbaiki, seperti:
-
Akses
terhadap peralatan komputer atau alat pemasukan data elektronik tidak cukup dikendalikan.
-
Kewajiban yang
tidak sesuai/bertentangan tetapi tidak digabungkan.
10.
Terdapat transaksi yang material dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa atau terdapat transaksi yang mencakup benturan
kepentingan.
11. Pengumuman yang terlalu cepat atau
premature atas hasil operasi atau pengharapan masa depan yang positif.
12. Perosedur penelaahan analitis
mengungkapka fluktuasi yang signifikan yang tidak dapat secara wajar
dijelaskan, seperti:
-
Saldo
akun yang material
-
Antar
hubungan keuangan dan operasional
-
Selisih
perhitungan persediaan
-
Tingkat
perputaran persediaan
13. Transaksi besar yang tidak biasa,
khususnya pada akhir tahun, dengan pengaruh yang material atas pendapatan.
14. Pembayaran besar yang tidak biasa
berhubungan dengan jasa yang diberikan dalam usaha normal kepada pengacara,
agen, atau pihak lain (termasuk karyawan)
15.
Kesulitan dalam memperoleh bukti audit yang berhubungan
dengan:
-
Ayat jurnal yang tidak
biasa atau tidak dapat dijelaskan
-
Dokumentasi dan atau otoritasi yang tidak lengkap atau
hilang
-
Pengubahan
dalam doukumentasi atau akun.
16. Dalam pelaksanaan pengujian laporan
keuangan masalah yang tidak dapat diramalkan ditemukan, seperti:
-
Tekanan
klien untuk meyelesaikan audit dalam waktu singkat yang tidak biasa atau dalam
kondisi yang sulit.
-
Situasi
pemindahan yang mendadak
-
Tanggapan
yang bersifat mengelakan dari menejemen terhadap penyelidikan audit.
E.
Salah saji
Yang Timbul Karena kecurangan pelaporan keuangan
Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena
dorongan dan ekspektasi terhadap prestasi kerja manajemen. Salah saji yang
timbul karena kecurangan terhadap pelaporan keuangan lebih dikenal dengan
isltilah irregularities (ketidakberesab). Bentuk kecurangan seperti ini seringkali dinamakan kecurangan
manajemen (management fraud), misalnya berupa: manipulasi, pemalsuan, atau
pengubahan terhadap catatan akuntansi atau dokumen pendukung yang merupakan
sumber penyajian laporan keuangan. Kesengajaan dalam salah menyajikan atau
sengaja menghilangkan (itentional/ommision)
suatu transaksi, kejadian, atau informasi penting dari laporan keuangan,
untuk itu sebaiknya anda mengikuti auditing workshop dan fraud workshop. Salah
saji yang berupa penyalahgunaan aktiva. Kecurangan jenis ini biasanya disebut
kecurangan karyawan (employee fraud). Salah saji yang berasal dari
penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan aktiva perushaan yang mengekibatkan
laporan keuangan tidak disajikan sesuai denga prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (ada baiknya karyawan mengikuti seminar fraud dan seminar
auditing). Penggelapan aktiva umumnya dilakukan oleh karyawan yang menghadapi
masalah keuangan dan dilakukan karena melihat adanya peluang kelemahan pada
pengendalian internal perusahaan serta pembenaran terhadap tindakan tersebut.
Contoh salah saji jenis ini adalah penggelapan terhadap penerimaan kas,
pencurian aktiva perusahaan, mark-up harga dan transaksi “tidak resmi”.
SUMBER
izin kopi
BalasHapussilahkan๐
HapusSlot Online Malaysia: Slot Review & Bonus 2021 | Lucky Club
BalasHapusLuckyClub is an online slot review and review site powered luckyclub.live by Relax Gaming that is designed to give you a quick and clear gambling experience,
Blackjack (online) - DRMCD
BalasHapusBlackjack. Blackjack is ๋ฐ์ ์ถ์ฅ๋ง์ฌ์ง a game ๋์ ๊ด์ญ ์ถ์ฅ์๋ง played in which players are dealt ๊ฒฝ์๋ถ๋ ์ถ์ฅ์๋ง two cards from a standard 52-card deck of ์ ์ฒ ์ถ์ฅ์๋ง playing cards. The object of the game is to win by ๊ฒฝ์๋ถ๋ ์ถ์ฅ์๋ง